1200 Santri Jawa Timur Berkompetisi dalam Festival Sastra Religi, Musabaqah Qiro’atil Kutub dan Hifdhin Nadzom

Hari santri di tahun 2017 kali ini memang lebih semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya. hal ini dapat dilihat dari antusiasme pondok pesantren santri dan masyarakat dalam berpartisipasi mengikuti event-event yang diadakan panitia di masing-masing daerah.

Panitia hari santri wilayah Jawa timur menggelar perayaan hari santri dengan gaya yang berbeda. Ditengah krisisnya moral dan kebodohan agama yang menghegemoni masyarakat, Justru santri milenial ditampilkan melalui kompetisi baca kitab dan Hifdhin Nadzom. Musabaqah ini digelar atas inisiasi KH. Abdus Salam Shohib (Pengasuh Pon. Pes. Mamba’ul Ma’arif Denanyar-Jombang).

Festival Sastra Religi memiliki arti bahwa budaya ulama-ulama salaf dalam mendakwahkan islam melalui sastra patut dilanjutkan. Mengapa? Karena sastra seperti syi’ir lebih mudah diterima oleh masyarakat. Selain itu, sastra juga sangat mudah membekas dihati sehingga mudah diingat.

Pemenang Lomba


Kamis, 12 Oktober 2017 seluruh santri mewakili berbagai pesantren di Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’aarif Denanyar Jombang untuk berpartisipasi dalam festival sastra yang diadakan hari santri. Antusiasme para santri yang mencapai 1200 lebih menjadi bukti bahwa peradaban islam di Indonesia di masa mendatang masih terdapat harapan titik cerah.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir Ph.D., Ak. juga turut hadir memberikan apresiasi dan sambutan dalam Festival sastra religi kali ini. Terlibatnya Menristekdikti menjadi inspirasi bagi generasi santri, agar mereka terus mengembangkan keilmuan dalam berbagai bidang. Ilmu agama menjadi sebuah pondasi kokoh dalam mengembangkan keilmuan dari berbagai dimensi. Harapannya, santri lebih aktif dalam berbagai bidang seperti politik, hukum, arsitek dan lain-lain.

Kitab-kitab yang dilombakan pada Kategori baca kitab Kuning (Qiro’atil Kutub) dan Hafalan Nadzom (Hifdzin Nadzom) terbagi menjadi tiga tingkatan, Ulaa, Wustho, dan ‘ulya. Tingkatan Ulaa yang dilombakan adalah kitab Fath Al Qorib dan Nadzom ‘Aqidatul ‘Awaam, Tingkat Wustho  ialah Kitab Tafsir Jalalain dan Nadzom ‘Imrithy, sedangkan tingkat ‘Ulya adalah Kitab Ihya’ Ulumuddin Karya Imam Abu Hamid al Ghozali dan Nadzom ‘Alfiyah ibnu Malik.

Komentar